Siapa Riza Chalid Sebenarnya? Ini Sosoknya

Lahir pada 1 Januari 1970, Mohammad Riza Chalid, yang lebih dikenal dengan nama Reza Chalid, adalah seorang pengusaha Indonesia yang merambah berbagai sektor bisnis. Dari ritel mode, perkebunan sawit, hingga minyak bumi, Riza telah mengukir jejaknya dalam dunia bisnis. Namun, ia dikenal luas sebagai “Saudagar Minyak” atau The Gasoline Godfather, sebuah julukan yang mencerminkan dominasi besarnya dalam industri minyak Indonesia, terutama melalui peranannya di Petral, perusahaan milik Pertamina yang berbasis di Singapura.

Keberadaan Riza Chalid tidak lepas dari kontroversi. Terlibat dalam bisnis perminyakan yang melibatkan Petral, ia diduga terlibat dalam transaksi minyak yang penuh dengan ketidakberesan harga dan kepentingan tersembunyi. Petral, yang bertanggung jawab dalam impor minyak mentah dan BBM, dianggap terlibat dalam transaksi yang tidak kompetitif, merugikan Indonesia, dan menghasilkan nilai bisnis tahunan mencapai 30 miliar USD. Dengan kekayaan yang diperkirakan mencapai 415 juta dolar, Chalid menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, menduduki peringkat ke-88 dalam daftar 150 orang terkaya versi Globe Asia.

Namun, siapa sebenarnya Riza Chalid? Nama besar ini mulai ramai dibicarakan setelah keterlibatannya dalam berbagai peristiwa politik yang penuh misteri. Pada Agustus 1997, ia tercatat mewakili PT Dwipangga Sakti Prima, milik Siti Hutami Endang Adiningsih, untuk membeli pesawat Sukhoi di Moskow. Saat yang sama, ia juga terlibat dalam mark up harga pesawat yang kontroversial, sebuah tindakan yang mengundang perhatian dunia.

Tak lama setelah itu, nama Riza kembali terangkat seiring dengan kasus “Papa Minta Saham” pada 2015, yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto dan PT Freeport Indonesia. Dalam percakapan yang mengungkapkan banyak hal, Riza Chalid, Novanto, dan Maroef Sjamsoeddin membahas perihal saham Freeport, rencana pembagian saham kepada tokoh-tokoh besar Indonesia, serta kaitannya dengan Pemilu 2019. Skandal ini menjadi titik balik yang semakin menegaskan kedalaman pengaruhnya dalam dunia politik dan ekonomi Indonesia.

Di balik layar, Riza Chalid juga dikenal memiliki sejumlah perusahaan besar, seperti Supreme Energy, Paramount Petroleum, dan Straits Oil, yang beroperasi di Singapura. Semua perusahaan ini terdaftar di Kepulauan Virgin, sebuah wilayah yang dikenal sebagai “surga pajak” bagi kalangan elit dunia. Tidak hanya itu, ia juga dipercaya ikut mendanai kampanye politik Prabowo Subianto pada Pemilu 2014, bahkan terlibat dalam pembiayaan tabloid fitnah Obor Rakyat yang menyudutkan lawan politik.

Tak hanya pengusaha dan politikus, Riza Chalid juga memainkan peran kunci dalam audit forensik Petral pada 2015. Audit tersebut mengungkapkan kebocoran informasi yang memungkinkan praktik impor minyak yang merugikan negara. Bocoran informasi ini mengalir melalui saluran yang misterius, yaitu sebuah akun email Trading88@ymail.com.

Akibatnya, harga minyak yang didapatkan oleh Pertamina tidak kompetitif, merugikan perekonomian negara. Terungkap pula bahwa perusahaan Global Energy Resources, yang terkait dengan Riza Chalid, terlibat dalam praktik-praktik tersebut.

Riza Chalid adalah sosok yang begitu kuat di balik tirai politik dan bisnis, tetapi selalu berada di bayang-bayang rahasia. Keberadaannya dalam berbagai skandal, baik dalam dunia politik maupun bisnis minyak, mengundang pertanyaan besar: Sejauh mana pengaruhnya terhadap roda pemerintahan dan ekonomi Indonesia? Apakah ia benar-benar “penguasa abadi bisnis minyak” seperti yang digambarkan, ataukah ia hanya bagian dari permainan besar yang tidak pernah kita ketahui sepenuhnya?

Dengan begitu banyak rahasia yang menyelimuti nama besar Riza Chalid, hanya waktu yang bisa mengungkap seberapa dalam pengaruhnya dan siapa sebenarnya yang mengendalikan permainan minyak dan politik Indonesia di balik layar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *