Immanuel Kant adalah salah satu filsuf terbesar yang pernah ada, yang hidup pada abad ke-18 di Jerman. Lahir pada 22 April 1724 di Königsberg (sekarang Kaliningrad, Rusia), Kant menghabiskan hampir seluruh hidupnya di kota itu. Bagi banyak orang, Kant adalah tokoh yang mempengaruhi hampir seluruh arah pemikiran filosofis Barat. Apa yang menarik dari Kant adalah bagaimana dia mampu merumuskan berbagai masalah mendalam tentang pengetahuan, moralitas, dan realitas dengan cara yang sangat sistematis.
Salah satu ide utama Kant yang paling terkenal adalah “kritik terhadap akal murni” (Critique of Pure Reason), yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1781. Dalam buku ini, Kant berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah berabad-abad diperdebatkan: Apa yang kita ketahui tentang dunia? Bagaimana kita tahu sesuatu? Dan apa batasan pengetahuan kita? Kant mengusulkan bahwa kita tidak bisa sepenuhnya mengetahui dunia seperti apa adanya (dunia yang noumenal), tapi yang bisa kita ketahui adalah dunia seperti yang kita alami (dunia yang fenomenal), yang dipengaruhi oleh kategori-kategori mental kita sendiri.
Kant memandang bahwa pemikiran manusia bukan hanya pasif menerima data dari dunia luar, tetapi aktif dalam mengatur dan menyaring pengalaman kita melalui struktur mental yang kita miliki, seperti ruang, waktu, dan kausalitas. Dengan cara ini, bagi Kant, kita tidak hanya menerima informasi, tetapi secara aktif berpartisipasi dalam membentuk realitas yang kita alami.
Selain itu, Kant juga sangat terkenal dengan teori moralnya yang disebut deontologi, yang berfokus pada prinsip bahwa moralitas tidak tergantung pada akibat dari tindakan, melainkan pada niat dan prinsip dasar yang mendasari tindakan itu. Kant mengembangkan prinsip imperatif kategoris, yang pada dasarnya mengajarkan bahwa kita harus bertindak sesuai dengan aturan yang bisa kita anggap sebagai hukum universal yang berlaku bagi semua orang. Misalnya, kita harus bertindak dengan cara yang bisa diterima jika semua orang bertindak dengan cara yang sama—seperti jika kita berbohong, kita harus siap menerima bahwa berbohong menjadi hal yang diterima secara universal. Bagi Kant, moralitas adalah soal kewajiban yang tidak bisa dinegosiasikan.
Sosoknya sangat penting bagi filsafat modern, tetapi hidupnya sebenarnya cukup sederhana. Kant tidak menikah dan lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang kerjanya, mengkaji berbagai hal. Di Königsberg, ia dikenal karena rutinitasnya yang sangat disiplin. Bahkan cerita terkenal mengatakan bahwa orang-orang di kota itu bisa mengatur waktunya hanya dengan mengikuti kebiasaan Kant yang sangat tepat waktu, seperti jam.
Immanuel Kant meninggal pada 12 Februari 1804, meninggalkan warisan yang masih sangat relevan dalam pemikiran kita hari ini. Meskipun pemikirannya sulit, banyak orang masih merasa bahwa ide-idenya memberikan cara untuk berpikir lebih dalam tentang dunia, tentang diri kita, dan tentang bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain secara moral. Seperti yang sering terjadi pada filsuf besar, banyak dari apa yang dia bicarakan tetap dipelajari dan dicari jawabannya oleh generasi-generasi berikutnya. Kant mungkin sudah tiada, tetapi pemikirannya terus hidup.